Minggu, 21 November 2010

Sore Berselimut Awan Mendung

Aku berjalan di dalam kesendirian, aku mencoba tak mengingatmu dan mengenangmu. Aku tlah hancur lebih dari berkeping-keping, karena cintaku karena rasaku yang tulus padamu. Begitu dalamnya aku terjatuh dalam kesalahan rasa ini.
Jujur aku tak sanggup, aku tak bisa, aku tak mampu dan aku tertatih. Semua yang pernah kita lewati tak mungkin dapat ku dustai, meskipun harus tertatih.


Seandainya saja kau tahu, ingin sekali rasanya aku menaamparmu. Harusnya sekarang aku sudah membencimu. Kenapa kau sejahat itu padaku. Benarkah kau benar-benar sudah lupa? Semudah itukah sayang. Bahkan untuk mengucapkan selamat ulang tahun untukku saja kau tidak ingat. Sejujurnya kau tidak ingat atau tidak mau? Seharian penuh aku menunggu, menunggu sebuah sms darimu. Walau cuma sekedar ucapan ‘met ultah’. Tak perlu kau doakan aku atau apalah basa-basi lainnya. Cukup kau ucapkan kata itu. Begitu beratkah untukmu.

hHuuUuAAaaahhhHhhh...

Sedang bermimpi apa aku ini. Aku sudah berjanji pada diriku sendiri, bila hari itu kau masih ingat ulang tahunku maka aku akan tetap bertahan. Aku akan tetap menunggumu entah sampai kapan. Namun bila ucapan itu tak pernah datang, itu artinya kau sudah lupa. Benar-benar sudah lupa, dan aku tak kan lagi menunggumu kembali. Kenyataan ini sungguh menyakitkan sayang, kau sudah lupa. Aku harus konsekuen dengan diriku sendiri. Kau sudah lupa dan aku harus pergi. Aku harus bisa melupakanmu. Namun kurasakan begitu berat untuk berhenti mencintaimu sayang. Mungkin aku akan bisa menghapus segala harapan dalam hatiku atas kembalinya dirimu, namun aku tak yakin aku akan mampu untuk menghapus segala rasa cintaku padamu.

Haruskah kupaksa hatiku untuk membencimu. Haruskah kuperas otakku agar aku bisa melupakanmu sayang. Bisakah kau beri tahu aku apa yang kau lakukan, hingga semudah itu kau lupakan aku sayang. Bisakah kau bantu aku untuk menghapus rasa cinta ini. Rasa cinta yang telah sejak lama kau hapus dari hatimu namun aku tak pernah mampu menghapusnya dari hatiku. Entah kenapa rasanya sayang bila harus ku hapus rasa cinta ini dari hatiku. Terlalu indah untukku, walau mungkin tidak untukmu.

Biarlah cinta ini kusimpan saja dalam lubuk hatiku. Biar ku kunci rapat-rapat hatiku agar cinta ini tak kan pernah pergi. Biar dia tinggal didalam hatiku. Sendiri, akan ku cukupkan cinta ini untuk hatiku. Entah sampai kapan aku akan bisa seperti ini, tapi untuk saat ini biar saja seperti ini. Setidaknya sampai hatiku mampu untuk mencintai lagi, sampai hatiku bisa menemukan cinta kembali. Cinta yang lain yang mungkin akan bisa menggantikan cintamu sayang.

Indah saat denganmu, cinta yang terbaik sepanjang hidupku. Kini hanyalah mimpi, menatap dirimu kembali disini bersamaku lagi. Dengarlah kasih, ku merindukanmu..
Masih untukmu kusimpan cintaku, walau kau telah lupakan aku. Tak ada yang mampu menggantikanmu. Masih untukmu semua rinduku, walau semua tak kan kembali. Biar ku mencintai dalam hati.

Semakin ku menyayangimu, semakin kau menyakitiku. Semakin ku mencintaimu, semakin kau menghancurkanku. Entah sampai kapan kau akan menyadarinya, bahwa hanya diriku yang pantas tuk memiliki dirimu, yang rela korbankan semuanya untukmu.
Sampai kapanpun kau kan ku cintai, walau kau tak pernah membalas cintaku padamu. Walau apapun kau kan kusayangi, setulus hatiku, seumur hidupku, ku mencintaimu. Tak kan pernah bisa tuk melupakanmu walau sekejap saja. Tak kan pernah mampu tuk menggantikanmu dalam seluruh hidupku.

Tak akan pernah sirna bayang tentang dirimu. Mengharap kau kembali kedalam pelukan. Hanya sisakan perih, luka yang semakin dalam. Sampai kapan ku harus tangisi rindu yang tak terbalas.
Masih adakah cinta untukku walau hanya untuk kau kenang. Andai ku harus kehilanganmu, kan ku bawa hatimu kedalam jiwaku. Kemana cinta ini akan aku persembahkan, bila kesetiaanku hanyalah bagimu kekasihku. Luka dalam dada semakin terasa pilu. Adakah kesempatan untuk memiliki.


Aku yang masih untukmu..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar